Jangan Terbalik: Warm-Up, lalu Stretching, baru Cooling Down!


HoopsHealth #4, Inside the Physiotherapist’s Mind
Oleh: Asep Azis

Pada saat akan berolahraga, masih banyak yang memperdebatkan mengenai jenis pemanasan (warm up) yang dapat digunakan oleh olahraga tersebut. Walau tentu saja itu lebih baik daripada tidak melakukan pemanasan sama sekali karena akan mengakibatkan atlet/pelaku olahraga menjadi lebih beresiko mengalami sport injury. Di Indonesia masih banyak dijumpai orang-orang yang akan berolahraga tanpa melalui proses
warm-up dan juga stretching.

Apakah stretching saja cukup? Itu yang menjadi pertanyaan sebagian besar orang, dan kenapa kita harus melakukan warm-up. Di sini coba saya kupas sedikit mengenai warm-up + stretching + cooling down yang pada intinya semua bertujuan untuk membuat kenyamanan saat bermain dan meningkatkan prestasi dalam berolahraga.

Banyak yang datang ke lapangan langsung stretching baru kemudian melakukan jogging, itu yang saya lihat 75% di Indonesia, mungkin selama ini saya hanya mengamati di basket, bagaimana dengan cabang olahraga lainnya?

Berdasarkan apa yang saya pelajari selama empat tahun kuliah fisioterapi dan masuk tahun ke-4 sebagai fisioterapis di klub basket CLS Knights Surabaya, saya berpikir bahwa perlunya membudayakan warm-up sebelum stretching, karena warm-up ini berfungsi supaya otot, sendi, ligamen, tendon dan bagian tubuh lainnya siap untuk di-stretching, bayangkan apabila otot kita masih dingin lalu kita lakukan peregangan maka bisa timbul resiko kerobekan-kerobekan kecil (microrupture) di otot.

Termasuk warm up misalnya light jogging (jogging ringan), atau skipping pelan-pelan, jalan cepat , atapun melakukan drill- drill dengan intensitas ringan seperti dribble, shooting, passing dengan pelan-pelan. Supaya terjadi peningkatan denyut jantung (heart rate/HR), dan otot lebih banyak dialiri darah yang kaya akan oksigen karena terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga suhu di dalam otot menjadi lebih hangat, dan cairan di antara sendi (synovial fluid) akan meningkat sehingga memungkinkan gerak sendi lebih effisien.

Peningkatan suhu dalam otot membuat otot saat di-stretching akan lebih elastis sehingga tercapai fleksibilitas yang baik, juga metabolisme dalam otot meningkat, sehingga kecepatan kontraksi  otot dan respon syaraf menjadi lebih meningkat. Stretching sendiri akan mengurangi kekakuan otot (muscle stiffness) dan menambah ROM (range of motion)/lingkup gerak sendi.

Kita menamakan hal ini sebagai GENERAL WARM UP sebagai persiapan sebelum stretching, jadi waktu terbaik melakukan stretching ialah setelah otot terasa hangat, denyut nadi (HR) sudah meningkat, indikatornya ialah kita sudah berkeringat. Sehingga bisa mencegah timbulnya cedera seperti muscle strain (otot ketarik/robek) yang dikarenakan oleh melakukan stretching pada otot yang dingin (cold muscle)

Jadi beritahu teman dan semua keluarga yang senang berolahraga untuk melakukan GENERAL WARM UP, kemudian melakukan STRETCHING, dan tidak lupa diakhiri COOLING DOWN. Karena semua bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya cedera dalam berolahraga, meningkatkan performance, dan persiapan mental bertanding secara psikologis akan lebih baik karena timbul rasa aman saat bertanding sehingga dapat meraih prestasi yang maksimal. Dan apabila terjadi cedera olahraga, pastikan penanganan yang tepat untuk hal ini.

*Asep Azis adalah fisioterapis tim NBL Indonesia, CLS Knights Surabaya. Follow di @asepclsfisio dan atau di @physiopreneur

sumber:
http://mainbasket.com/2012/01/02/jangan-terbalik-warm-up-lalu-stretching-baru-cooling-down/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar